Follow Us @soratemplates

Wednesday, June 27, 2018

Menengok kembali Candi Plaosan

Malam itu, beberapa hari sebelum mudik lebaran mas suamik tiba-tiba bilang bahwa akan mengajak saya ke Jogja di H+2. Saya lumayan kaget. Karena nggak tahu bahwa akan diajak ke sana, apalagi saat lebaran. Sampai saya sendiri tanya, " kok tumben, aku kan nggak minta." Dan jawabannya sungguh membuat saya senyum-senyum gaje, " ya kamu sih nggak minta langsung. Tapi ngodenya kan nggak tahu dari kapan, tiap buka IG slalu aja bilang kapan ke sana lagi. Aku kan pengertian." Dan yang saya tahu, saya sangat bersyukur karena punya beliau yang selalu ngerti apa mau istrinya,hehehe...

Sebenarnya saya sudah pernah juga ke Plaosan, yakni sekitar awal tahun 2017 lalu. Namun ketertarikan saya datang ke sini sudah ada sejak beberapa tahun lalu ketika saya tidak sengaja melihat postingan foto salah seorang kakak kelas saya semasa SMA yang kebetulan juga melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Waktu itu entah tahun berapa yang seingat saya, mungkin sekitaran tahun 2010an. Yang ada dalam benak saya, ini mbaknya foto di candi apa sih kok cantik banget. Padahal, mbaknya ini foto sama sekali nggak kelihatan candi utamanya.

Saya ke sini pada hari kedua kunjungan saya ke Yogja. Niatnya sih pengin lihat sunrise dan ngambil foto Candi Plaosan saat matahari baru nongol. Tapi apa daya, ternyata saya bangunnya kesiangan. Jadi kami baru jalan dari hotel sekitar pukul setengah 6, itu pun mampir ke Malioboro dulu. Dikiranya masih sepi buat foto, eh ya ternyata yang kepikiran gitu kan bukan kita doang. Udah ramai ternyata. Jadi ya sudah, langsung menuju ke Plaosan saja.

Walaupun agak siang, tapi lumayanlah. Kita bisa dapat foto Candi Plaosan seperti itu. Tetap terasa syahdu, dan sejuk. Apalagi suasana masih sepi sekali pagi hari itu.

Candi Plaosan sendiri walaupun letak geografisnya dekat dengan Yogyakarta, namun sebenarnya sudah masuk wilayah Jawa Tengah, yakni di Jl. Candi Plaosan, Plaosan Lor, Bugisan, Kec. Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Atau sekitar 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Untuk memasuki kawasan candi, pengunjung akan dikenai tiket masuk sebesar 3.000 rupiah/orang dan mengisi buku tamu. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan bisa diparkir pada tempat parkir umum yang ada di halaman rumah masyarakat sekitar candi. Waktu kemarin saya ke sana harga parkir 2.000 rupiah.

Candi Plaosan merupakan candi Budha yang didirikan pada abad ke-9 M pada masa pemerintahan raja Rakai Pikatan. Menurut prasasti Cri Kahulunan ( 842 M ), candi ini didirikan oleh Ratu Sri Kahulunan dengan dukungan suaminya. Sri Kahulunan sendiri merupakan gelar bagi Pramodyawardhani, putri raja Samarratungga yang menikah dengan Rakai Pikatan.

Konon candi ini merupakan perwujudan dari indahnya toleransi perbedaan agama dan ideologi antara Rakai Pikatan dan Pramodyawardhani. Seperti yang kita ketahui, Rakai Pikatan sendiri berasal dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu. Dan Pramodyawardhani berasal dari Wangsa Syailendra yang beragama Budha. Namun, perbedaan tersebut tidaklah menjadi halangan untuk memersatukan dua insan ini.

Baik saat dulu pertama kali datang ke sini, atau sekarang setiap kali yang saya rasakan ketika memasuki kawasan candi adalah rasa takjub. Apalagi jika cuaca sedang cerah, dengan hembusan angin sejuk yang menyapa tubuh kita. Rasanya benar-benar tenang.

Saat kita memasuki area candi, kita akan disambut oleh sepasang candi Dwarapala. Baik di pintu utara maupun selatan. Dwarapala sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti penjaga pintu.

Pada masing-masing candi utama di Plaosan Lor ini terdapat arca Dhyani Bodhisatwa, Bodhisatwa  sendiri dalam kepercayaan Buddha dipercaya sebagai mahluk yang memiliki sifat kasih sayang dan mendedikasikan hidupnya untuk kebahagian semua mahluk di dunia.

Saat saya berkunjung kemarin di halaman bagian utara candi utama sepertinya juga sedang dilakukan rekonstruksi candi. Karena saya lihat ada beberapa bagian reruntuhan candi yang coba disatukan bak puzzle.

Di candi ini juga tiap tahunnya pemerintah kabupaten Klaten mengadakan Festival Candi Kembar. Festival ini sendiri pertama kali diadakan pada tahun 2016. Diharapkan dengan adanya festival ini, bisa membuat
kesenian lokal atau karya budaya apa pun yang terdapat di wilayah Bugisan kembali terangkat, desa wisata semakin hidup, kunjungan wisata semakin meningkat sehingga berdampak pula bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Candi Plaosan.

Jadi bagi teman-teman yang berkunjung ke daerah Yogyakarta dan sekitarnya tidak ada salahnya untuk mampir ke kompleks percandian ini. Apalagi jaraknya yang lumayan dekat dari Prambanan. Anda juga bisa hunting foto-foto cantik saat sunrise atau sunset. Dijamin nggak bakal nyesel. Tentunya jika cuaca juga mendukung.







No comments:

Post a Comment

tat